Jumat, 06 Juli 2012

Jangan dibaca! BAHAYA!

Sahabat cerdas mulia yang selalu berpikir positif, sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa banyak sekali  fakta kurang “enak” di Indonesia saat ini, diantaranya adalah krisis moral, pendidikan dan ekonomi. Budaya timur yang ramah, murah senyum, memiliki etika yang baik dan selalu memuliakan orang lain, kini sudah langka ditemukan bahkan seolah tak nampak lagi. Memang banyak factor yang menyebabkan kebobrokan ini terjadi. Hanya saja, ada faktor yang terkadang kebanyakan orang tidak menyadari dampak dari factor tersebut., yaitu pola pikir. Pola pikir itu terbentuk dari kata-kata dan prilakau yang sering diulangi secara terus-menerus, sehingga menjadi kebiasaan dan akhirnya memebentuk pola pikir yang akan sangat mempengaruhi karakter serta respon kita terhadap semua hal. Ketika pola pikirnya selalu negative, maka hal negatiflah yang akan didapatkan. Akan tetapi apabila berfikir positif, maka kebahagiaanlah yang akan didapat. Semua berawal dari kata-kata, termasuk pembentukan pola pikir. Pola pikir negative adalah yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Pola pikir negative ini terbentuk dari percakapan dan ungkapan kita dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata tersebut adalah kata-kata yang maksudnya baik, namun  diwali dengan kata negatif. Seperti “anak-anak, jangan mencontek ya?”,” jangan begadang ya”, “nih yah kamu tuh jangan jadi koruptor, awas ya, pokoknya ibu  tidak mau kamu jadi maling berdasi”, dll. Jangan jauh-jauh, bahkan ketika membaca judul di atas saja, yang ada dalam fikiran kita adalah ingin membaca bukan menghindari tulisan ini. Begitupun halnya, ketika ada larangan-larangan yang lain, yang dilakukan adalah kecenderungan untuk melakukan hal tersebut. Karena itulah fitrah otak bekerja. Olehkarenanya, hindari penggunaan kata-kata negasi. Hal ini memang sederhana, namun seringkali kali dilakukan tanpa disadari dampaknya oleh kebanyakan orang. Terlebih, apabila ungkapan akan sikap penolakan untuk menerima tugas, rasa tidak percaya diri ketika ujian atau menghadapi tantangan, menghindari tantangan atau bahkan lari dari masalah dilakukan oleh kita, maka sungguh, itu adalah pembunuh terbesar bagi diri kita untuk berkembang dan factor utama pembentukan pola pikir negative. Kata-kata yang kita ungkapkan, langsung direspon oleh otak dan tubuh kita. Hal ini dibuktikan oleh seorang peneliti terkemuka di Jepang, Dr. Masaru Moto, yang berhasil membuktikan bahwa air mampu menerima pesan dan akan merespon setiap pesan tersebut. Ketika terhadap air diucapkan kata-kata negative (bodoh, benci, salah.dll) air itu merespon dengan membentuk partikel-partikelnhya menjadi bentuk yang tidak beraturan dan tidak indah dipandang. Sedangkan ketika terhadap air itu diberikan ungakapan yang positif (cinta, optimis, terimakasih, damai.dll) maka air seketika menunjukkan bentuknya yang indah, berbentuk hexagonal yang sangat indah. Lebih dari 70% unsur penyusun tubuh kita adalah air. Maka ketika kata-kata positif yang kita ungkapkan, yang dirasakan oleh otak dan tubuh ini adalah rasa semangat, bahagia, optimis dan selalu berusaha untuk memecahkan setiap masalah. Begitupun sebaliknya. Banyak contoh yang membuktikan efek kata-kata terhadap sikap dan pola pikir kita. Seperti, majunya Negara Jepang dipengaruhi oleh kebiasaan mereka mengatakan “saya juara” sebanyak 20 (dua puluh) kali sebelum mereka memulai kerja. Sehingga terbentuklah sikap, kebiasaan, pola pikir dean karakter sebagai seorang juara. Namun sebaliknya, perilaku melanggar huum dengan berbagai inovasi tindak criminal sering terjadi diberbagai daerah, setelah melihat cara melakukan tindak criminal tersebut di televise yang kerap kali dijabarkan begitu detail. Atau bahkan, di Jepang juga acapkali terjadi bunuh diri, setelah membaca informasi tentang materi bunuh diri. Sekitar dua puluh tahun lalu seorang idola remaja di Jepang melakukan bunuh diri. Dengan cepat berita tersebut menyebar, banyak remaja-remaja lain mengikuti jejaknya. Kejadian tentang hantu pembunuh di Jepang juga mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sahabat, betapa dahsyatnya efek kata-kata terhadap perilaku dan pola pikir kita. Maka ucapkanlah kata-kata positif meski untuk melarang perbuatan buruk sekalipun, seperti untuk tidak mencontek, katakana “kerjakan soal dengan jujur ya, ibu percaya kalian mampu mengerjakan dengan kemampuan diri sendiri karena anak didik ibu pintar-pintar. Mari, sejak saat ini kita hindari kata TIDAK BISA, JANGAN, dan TIDAK MUNGKIN, ungkapkanlah SAYA PASTI BISA dan INI SANGAT MUNGKIN. Selalu lihat peluang positif dalam setiap kondisi. Lalu rasakan keajaiban yang terjadi pada diri anda.

Kakek, Sang Guru Kehidupan

Suatu masa, di daerah bukit terpencil, hiduplah seorang kakek dan nenek tua yang tetap saling setia sampai tua meski setelah sekian lama tak kunjung dianugerahi anak. Mereka hidup sangat harmonis dan rukun. Suasana dan udara fresh selalu dapat dinikmati setiap saat. Tak ada orang lain yang tinggal di bukit itu, dan tak terjangkau oleh listrik pula. Jadi di setiap malamnya rumah mereka yang semua nya terbuat dari tumbuhan itu hanya diterangi dengan obor api. Keluarga ini bermata pencaharian sebagai seorang petani, makanan yang dikonsumsi pun serba alami (mengambil dari hutan) dan hasil panen. Pada suatu sore, sang kakek merasa lapar. “Nek, masih ada makanan ga?” teriak kakek sambil duduk di kursi goyang di kamarnya, “Habis kek, makanannya” jawab nenek sambil jahit baju robek di teras rumah. “Duh, gakuat kakek laper banget nek, cariin yah, apa aja, barangkali ada sisa umbi-umbian” kakek menjawab dengan nada kesakitan, “bentar deh coba enek cari dulu ya kek”, kemudian sang nenek bergegas pergi ke dapur dan mencari sisa cadangan makanan. “coba cari singkong yang kakek bawa kemaren ya nek, atau salak sisa tadi pagi” kata kakek dengan suara agak serak. “Alhamdulillah, kek.! Masih ada satu buah salak yang tersisa” sambil berjalan menghampiri sang kakek. “hehehe, Alhamdulillah.. makasih ya nek, kakek lapar banget, sini salak nya, biar kakek aja yang kupas cangkangnya” sahut
kakek yang langsung mengambil salak dan mengupas cangkangnya.  Pada saat mengupas cagkang salak, tiba-tiba, ”Aw.!!” Kakek terteriak kesakitan, “ada apa kek?” tanya nenek, “tangan kakek sakit nek, kena sisik cangkang salak, sedikit berdarah nek, tapi ga apa-apa sih” jawab kakek dengan nada kesakitan. “hmmm, ada-ada aja kakek ini, yaudah,  kek, salak nya mana?” tanya nenek, “jatuh nek” jawab kakek. “Cari atuh kek” sahut nenek, namun kemudian kakek bilang “gelap nek, ga keliatan”, terus nenek berkata “cari nya di tempat yang terang atuh kakek”. Akhirnya sang kakek mencari tempat yang terang untuk mencari salaknya yang jatuh itu. Sang kakek keluar rumah dan turun dari bukit itu, menuju sumber cahaya dari baah, ternyata lampu itu adalah lampu di pinggir jalan raya, lampu yang selalu menyala dan mati dengan merepon sinar matahari. Sebagian kita meyebutnya lampu LDR. Kemudian sampailah sang kakek di bawah tiang lampu tersebut dan sang kakek berjalan mengelilingi daerah sekitar lampu tersebut mencari salak yang terjatuh, karena kata nenek, cari nya ditempat yang terang. Ketika sang kakek mengeilingi daerah sekitar tiang lampu itu, leatlah polisi yang sedang bertugas patroli. Polisi kemudian menghampiri si kakek dan membukakan kaca mobilnya dan berkata “kek, sedang cari apa keliling-keliling di bawah tiang lampu?” “eh pak polisi, kebetulan pak, lagi cari salak saya yang jatuh pak” jawab sang kakek. “Yaudah, saya bantuin cari deh” kata pak polisi sembari turun dari mobil. Bersama-sama, pak polisi dang sang kakek mengelilingi tiang lampu mencari salak si kakek yang jatuh. Setelah lebih dari tiga kali pak polisi mengelilingi tiang lampu di pinggir jalan raya itu, pak polisi merasa sangat yakin bahwa salak kakek tidak ada di sekitar lampu, kemudian pak polisi memtuskan untuk berhenti dan bertanya pada sang kakek, “pak, kok gada ya? emang jatuhnya disebelah mana kek?” “di rumah pak, di kamar saya” jawab kakek. #gubraaaaakkk:D Pak polisi ketawa ngakak dan geleng-geleng kepala sambil berkata, “kek, jangan mimpi,! sampai belut berbulu pun, kagak bakal ketemu tuh yang namanya salak, kalau bapak carinya di sini, kalau pengen ketemu tuh ssalak, carinya di kamar kakek, saya kembali bertugas ya pak”.Sang kakek hanya terdiam dan berfikir, ”benar juga ya kata pak polisi tadi, meskipun di kamar gelap, tapi memang itulah tempat dimana salak itu bisa diambil.” kata kakek dibenaknya. Kemudian sang kakek pulang lagi dan dengan gigih mencari salaknya di kamar yang gelap itu, akhirnya setelah cukup lama, sang kakek berhasil mendapatkan salaknya dan sang kakek tidak kelaparan lagi, karena telah menyantap salak. Sahabat sekalian, kisah di atas boleh jadi kita tertaakan, namun sungguh, kebanyakan kita adalah berperilaku dan melakukan hal yang serupa, layaknya sang kakek. Ingin kita menjadi seorang juara kelas, hanya saja setiap pulang sekolah hanya main dan main yang dilakukan. Ingin kita mendapatkan nilai sempurana untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, tapi belajarnya alakadarnya. Ingin kita mendapatkan income yang banyak, bisnis kita mapan, bahkan passive income, tapi yang dilakukan hanyalah berusaha dengan biasa, menjalin relasi juga biasa saja, bahkan yang dilakukan hanya main game online, hambur-hambur uang, terjerumus terhadap pergaulan bebas dan obat-obat terarang. Untuk meraih berbagai target capaian itu jalannya memang tidak mudah, banyak tantangan dan berliku-liku. Tak ada jalan yang mudah, nyaman dan santai untuk meraih semua cita dan mendapatkan hasil yang istimewa. Karena perih, kerja keras, pantang menyerah dan besar kemauan adalah jalan menggapai semua cita, maka segeralah beranjak dari rasa nyaman yang membuat kita betah untuk berlama-lama istirahat, berlama-lama bersantai dan bermain. Setinggi apapun gunung, tatkala kita daki, semuanya tetap dibawah lutut kita.!

Senin, 27 Februari 2012

Semakin kuat Alasan, Maka Semakin Gigihlah kita

Setiap kita pastilah punya mimpi, karena hanya dengan adanya mimpilah hidup akan lebih berarti. Tanpa sebuah mimpi maka hidup dan kehidupan kita hanya akan menjadi biasa. Bagi mereka yang hidupnya, mimpinya dan cara berusahanya biasa saja, maka hasilnyapun akan biasa-biasa saja, dan akan biasa-biasa saja untuk selamnya. Maka bersikaplah, bermimpi, bertindak dan berusahalah sebagaimana mestinya bukan sebagaimana biasanya. Dalam hal penciptaan karya dan torehan sejarah lakukan hal berbeda dari kebiasaan orang "biasanya" dan atau jadilah yang pertama. Maka Engkau akan menjadi sangat sukses, sangat kaya atau sangat terkenal.
Tapi sahabat spektakuler, boleh jadi mimpi itu ada dalam diri kita, ingin kita capai dan selalu berharap itu tercapai, kemudian pada kenyataannya kerapkali kita "terlalaikan" oleh rutinitas yang tak pernah berhenti dan tak kunjung selesai hingga akhirnya jiwa terasa lelah lemah tak berdaya.
Kawan, maka penting penguatan alasan atas sebuah cita dan penting pula adanya sebuah "penyegaran" atas apa yang menjadi mimpi kita. Sungguh, semakin kuat alasan maka semakin kuat pula kita bertahan dalam ketidaknyamanan yang hanya sementara demi kebahagiaan yang jauh lebih lama dan abadi.