Jumat, 06 Juli 2012

Kakek, Sang Guru Kehidupan

Suatu masa, di daerah bukit terpencil, hiduplah seorang kakek dan nenek tua yang tetap saling setia sampai tua meski setelah sekian lama tak kunjung dianugerahi anak. Mereka hidup sangat harmonis dan rukun. Suasana dan udara fresh selalu dapat dinikmati setiap saat. Tak ada orang lain yang tinggal di bukit itu, dan tak terjangkau oleh listrik pula. Jadi di setiap malamnya rumah mereka yang semua nya terbuat dari tumbuhan itu hanya diterangi dengan obor api. Keluarga ini bermata pencaharian sebagai seorang petani, makanan yang dikonsumsi pun serba alami (mengambil dari hutan) dan hasil panen. Pada suatu sore, sang kakek merasa lapar. “Nek, masih ada makanan ga?” teriak kakek sambil duduk di kursi goyang di kamarnya, “Habis kek, makanannya” jawab nenek sambil jahit baju robek di teras rumah. “Duh, gakuat kakek laper banget nek, cariin yah, apa aja, barangkali ada sisa umbi-umbian” kakek menjawab dengan nada kesakitan, “bentar deh coba enek cari dulu ya kek”, kemudian sang nenek bergegas pergi ke dapur dan mencari sisa cadangan makanan. “coba cari singkong yang kakek bawa kemaren ya nek, atau salak sisa tadi pagi” kata kakek dengan suara agak serak. “Alhamdulillah, kek.! Masih ada satu buah salak yang tersisa” sambil berjalan menghampiri sang kakek. “hehehe, Alhamdulillah.. makasih ya nek, kakek lapar banget, sini salak nya, biar kakek aja yang kupas cangkangnya” sahut
kakek yang langsung mengambil salak dan mengupas cangkangnya.  Pada saat mengupas cagkang salak, tiba-tiba, ”Aw.!!” Kakek terteriak kesakitan, “ada apa kek?” tanya nenek, “tangan kakek sakit nek, kena sisik cangkang salak, sedikit berdarah nek, tapi ga apa-apa sih” jawab kakek dengan nada kesakitan. “hmmm, ada-ada aja kakek ini, yaudah,  kek, salak nya mana?” tanya nenek, “jatuh nek” jawab kakek. “Cari atuh kek” sahut nenek, namun kemudian kakek bilang “gelap nek, ga keliatan”, terus nenek berkata “cari nya di tempat yang terang atuh kakek”. Akhirnya sang kakek mencari tempat yang terang untuk mencari salaknya yang jatuh itu. Sang kakek keluar rumah dan turun dari bukit itu, menuju sumber cahaya dari baah, ternyata lampu itu adalah lampu di pinggir jalan raya, lampu yang selalu menyala dan mati dengan merepon sinar matahari. Sebagian kita meyebutnya lampu LDR. Kemudian sampailah sang kakek di bawah tiang lampu tersebut dan sang kakek berjalan mengelilingi daerah sekitar lampu tersebut mencari salak yang terjatuh, karena kata nenek, cari nya ditempat yang terang. Ketika sang kakek mengeilingi daerah sekitar tiang lampu itu, leatlah polisi yang sedang bertugas patroli. Polisi kemudian menghampiri si kakek dan membukakan kaca mobilnya dan berkata “kek, sedang cari apa keliling-keliling di bawah tiang lampu?” “eh pak polisi, kebetulan pak, lagi cari salak saya yang jatuh pak” jawab sang kakek. “Yaudah, saya bantuin cari deh” kata pak polisi sembari turun dari mobil. Bersama-sama, pak polisi dang sang kakek mengelilingi tiang lampu mencari salak si kakek yang jatuh. Setelah lebih dari tiga kali pak polisi mengelilingi tiang lampu di pinggir jalan raya itu, pak polisi merasa sangat yakin bahwa salak kakek tidak ada di sekitar lampu, kemudian pak polisi memtuskan untuk berhenti dan bertanya pada sang kakek, “pak, kok gada ya? emang jatuhnya disebelah mana kek?” “di rumah pak, di kamar saya” jawab kakek. #gubraaaaakkk:D Pak polisi ketawa ngakak dan geleng-geleng kepala sambil berkata, “kek, jangan mimpi,! sampai belut berbulu pun, kagak bakal ketemu tuh yang namanya salak, kalau bapak carinya di sini, kalau pengen ketemu tuh ssalak, carinya di kamar kakek, saya kembali bertugas ya pak”.Sang kakek hanya terdiam dan berfikir, ”benar juga ya kata pak polisi tadi, meskipun di kamar gelap, tapi memang itulah tempat dimana salak itu bisa diambil.” kata kakek dibenaknya. Kemudian sang kakek pulang lagi dan dengan gigih mencari salaknya di kamar yang gelap itu, akhirnya setelah cukup lama, sang kakek berhasil mendapatkan salaknya dan sang kakek tidak kelaparan lagi, karena telah menyantap salak. Sahabat sekalian, kisah di atas boleh jadi kita tertaakan, namun sungguh, kebanyakan kita adalah berperilaku dan melakukan hal yang serupa, layaknya sang kakek. Ingin kita menjadi seorang juara kelas, hanya saja setiap pulang sekolah hanya main dan main yang dilakukan. Ingin kita mendapatkan nilai sempurana untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, tapi belajarnya alakadarnya. Ingin kita mendapatkan income yang banyak, bisnis kita mapan, bahkan passive income, tapi yang dilakukan hanyalah berusaha dengan biasa, menjalin relasi juga biasa saja, bahkan yang dilakukan hanya main game online, hambur-hambur uang, terjerumus terhadap pergaulan bebas dan obat-obat terarang. Untuk meraih berbagai target capaian itu jalannya memang tidak mudah, banyak tantangan dan berliku-liku. Tak ada jalan yang mudah, nyaman dan santai untuk meraih semua cita dan mendapatkan hasil yang istimewa. Karena perih, kerja keras, pantang menyerah dan besar kemauan adalah jalan menggapai semua cita, maka segeralah beranjak dari rasa nyaman yang membuat kita betah untuk berlama-lama istirahat, berlama-lama bersantai dan bermain. Setinggi apapun gunung, tatkala kita daki, semuanya tetap dibawah lutut kita.!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar